Sunday, July 31, 2011

Perbedaan optimis dan sombong

Pernahkah sobat merasa kenapa ketika kita punya keinginan yang besar dan sangat optimis bahwa kita dapat mencapainya, ternyata malah hasilnya tidak terlalu baik? tetapi kenapa kalau tidak optimis atau tidak dikejar, maka sesuatu itu malah hasilnya baik???

Sobat, tahukah perbedaan antara optimis dan sombong?

Menurut Guntur Novizal, optimis dan sombong sama-sama mengatakan sesuatu yang besar, perbedaanya terletak pada sejauh mana seseorang mengenal potensi dirinya sendiri. Dan hal ini juga akan kelihatan ketika seseorang mengatakannya, orang yang optimis akan mengatakan dengan bijak, sementara yang sombong akan terkesan arogan ketika mengatakan.

Lalu, bagaimana hubungan ambisi dengan cita-cita dan tujuan kita, apakah hal itu baik atau tidak?

Ambisi merupakan kehendak yang kuat untuk mencapai tujuan, dan ini bisa dijadikan nafas untuk mencapai tujuan kita. Ambisi merupakan sesuatu yang baik bahkan memang ambisi mutlak dimiliki oleh seseorang yang punya tujuan. Karena dengan ambisi (kehendak kuat) maka akan menuntun seseorang untuk melakukan tindakan yang akan mengarahkan pada pencapaian tujuan. Ambisi akan sangat bagus jika didasarkan pada optimisme (keyakinan kuat) untuk mencapai tujuan yang didasari atas pengenalan diri.

Yang bahaya adalah ketika ambisi bersanding dengan sombong, yaitu ambisi (kehendak kuat) untuk mencapai sesuatu yang didasari tetapi didasari oleh kesombongan (tidak mengenal diri), maka hal ini akan mengakibatkan seseorang melakukan sesuatu dengan segala cara untuk mencapainya. Tidak jarang kita banyak menemukan seseorang yang membabi buta dengan ambisinya, karena banyak diantara kita yang tidak mengenal diri kita sendiri. Sehingga dari banyak fenomena itu tidak jarang kita tabu untuk mengatakan kalau kita punya ambisi besar untuk mendapatkan sesuatu.

Saya ingin mengajak sobat untuk mencermati ayat berikut.

Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri“. (QS.An Naml:30-31)

Dari Iyadl Ibnu Himar Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri, sehingga tidak ada seorang pun menganiaya orang lain dan tidak ada yang bersikap sombong terhadap orang lain.” (HR.Riwayat Muslim)

Dari ayat dan hadits di atas, ada satu kata yang mengikuti kata sombong, yaitu terhadap… Berarti, kata sombong bersifat komparatif, yaitu membandingkan dengan orang (makhluk) lainnya. Artinya kesombongan bermakna dalam hal merasa lebih tinggi, lebih baik, atau lebih lainnya dengan orang atau makhluk lainnya, merasa lebih hebat daripada orang lain.

Jika sombong lebih kepada membandingkan dengan orang lain, maka optimis justru sebaliknya. Optimis lebih berfokus pada kesamaan antara manusia. Orang akan optimis jika dia merasa sama dengan orang lain. Merasa memiliki perbedaan, justru akan menimbulkan sikap negatif. Merasa lebih rendah disebut rendah diri. Sementara orang yang merasa lebih baik disebut sombong.

Saat kita merasa bahwa kita memiliki kesamaan dengan orang lain, maka kita pun bisa mendapatkan atau memiliki kehebatan seperti orang-orang hebat, karena tidak ada bedanya. Begitu juga, jika kita melihat orang lain yang tidak sehebat kita, maka kita akan paham dengan dua kemungkinan. Pertama orang tersebut bisa lebih hebat di bidang lain. Kedua orang tersebut hanya belum menampilkan diri dia apa adanya.

Percaya diri fokus pada keyakinan akan potensi yang diberikan Allah kepada manusia, kepada dirinya dan juga sama kepada orang lain. Bukti kehebatan potensi yang diberikan Allah bisa dilihat dari orang lain yang mampu mencapai pencapaian hebat, sementara potensinya sama dengan kita.

Jadi, mari kita intospeksi diri?apakah kita sombong atau optimis?

28 May 2011, terinspirasi dari nasihat dosbing tercinta, Bpk. Agus Setiawan:)

Tambahan (kalo ga dibaca juga gapapa) :

Rendah Diri

Rendah diri ada yang positif dan ada yang negatif.

Rendah diri dihadapan Allah adalah rendah diri yang positif, sementara rendah diri di hadapan manusia adalah perbuatan tercela, karena sebenarnya sama. Tidak ada makhluq yang lebih mulia di sisi Allah, kecuali karena ketaqwaanya. Artinya manusia itu sama, sehingga yang menentukan nanti di akhirat hanyalah ketaqwaanya. Bukan pangkat, pendidikan, jabatan, dan harta kekayaan. Kita tidak perlu merasa rendah diri di hadapan siapa pun, kecuali di hadapan Allah.

Justru, jika kita yakin bahwa kita sama dengan orang lain, akan muncul suatu sikap percaya diri. Jika orang lain bisa melakukan hal yang luar biasa, maka Anda pun bisa melakukannya. Teknologi NLP sudah banyak menunjukan bahwa kita bisa melakukan apa pun yang kita ingin lakukan. Apa lagi jika sudah ada orang lain yang pernah melakukannya. Yang seringkali menghambat kita untuk melakukan hal yang sama dengan orang lain, karena justru pikiran kita sendiri. Atau apa yang kita lakukan, belum sama dengan orang lain.

Intinya, kepercayaan diri menganut prinsip kesamaan antara kita dengan orang lain. Allah menciptakan manusia sama dengan segala potensinya. Jika kita seolah tidak bisa melakukan apa yang dilakukan oleh orang lain, sesungguhnya karena kita belum tahu caranya secara akurat. Mungkin kita baru melakukannya sebagian. Namun disayangkan, kita sering terburu-buru mengubur potensi diri kita sendiri.

Saat ada orang lain yang memiliki cita-cita tinggi. Bahkan jauh lebih tinggi dibanding keyakinan kita. Anda tidak perlu menyebutnya sombong. Anda sendiri bisa memiliki cita-cita dan kemampuan untuk meraihnya seperti orang lain. Yang Anda perlukan ialah bagaimana memompa pikiran Anda agar memiliki keyakinan yang sama dengan orang tersebut. Jadi, sebelum mengatakan orang lain sombong, mungkin kitanya yang rendah diri.

Rendah Hati

Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Orang percaya diri justru akan rendah hati. Karena kepercayaan dirinya dia tidak perlu menyebut-nyebut kelebihannya, dia tidak perlu mendapatkan pengakuan orang lain, dan dia tidak khawatir saat orang lain terihat lebih baik. Dia tetap akan berbicara dan bertindak dengan cara rendah hati.

Rendah hati lebih kepada cara kita bersikap terhadap orang lain, bagaimana dia tidak merendahkan orang lain dan tidak ingin terihat lebih dibanding orang lain. Baik secara perkataan mapun tindakan. Dia tidak menonjolkan dirinya. Dia menghargai orang lain. Dia tidak ingin selalu dianggap hebat. Rendah hati justru salah satu ciri percaya diri.

Perbedaan secara definisi, sombong, ujub dan takabbur:

Sombong: sifat seseorang dimana ia hanya dengan dirinya tetapi tidak sampai meremehkan orang lain..

Ujub: sifat seseorang dimana ia merasa dirinya lebih baik hingga menolak kebaikan orang lain, bangga dan senang dengan dirinya, senang dengan yang diucapkannya, yang diperbuatnya hingga meremehkan orang lain.

Takabur: sikap menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.

Perbedaannya jika dibandingkan:

Sombong adalah sifat seseorang dimana ia hanya dengan dirinya tetapi tidak sampai meremehkan orang lain sehingga bisa dibilang ujub lebih parah dari sombong, dan yang lebih parah adalah takabur karena diikuti dengan sikap merendahkan orang lain

sumber : http://nofitaistiana.wordpress.com/2011/05/28/bedakan-optimis-dan-sombong/

http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=188502637852504

http://www.facebook.com/pages/Tanjungpinang-Indonesia/Lentera-Hati-Motivation/111615748905514

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071125175916AAxmbZm

gatau tiba2 banyak ketemu aja halaman beginian

1 comments:

Anonymous said...

Sombong adalah sikap merasa diri paling dan orang lain bukan apa-apa sedangkan optimis adalah sikap yang merasa diri bisa sama seperti orang lain bisa. Terimakasih

Post a Comment